CB Blogger Lab

Assalamualaikum Warrahmatulahi Wabbarakatuh,,,
Selamat malam rekan-rekan guru, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT,,,
Pendidikan anak usia dini khususnya TK & Paud sangat krusial dan membutuhkan pemberian pelajaran yang optimal. Sayangnya, di Indonesia pendidikan anak usia dini kebanyakan masih menerapkan pola tradisional. Menurut Zita Anjani M.Sc, founder Kids Republic, pola asuh usia dini (dari usia 1-8 tahun) memerlukan sentuhan yang berbeda jika di bandingkan dengan anak-anak di atas umur 8 tahun keatas.
Berangkat dari kecintaannya terhadap anak-anak dan passion terhadap dunia pendidikan usia dini, Zita sadar bahwa di jaman yang semakin berkembang ini perlu adanya suatu metode pendidikan yang tepat sasaran khususnya untuk anak usia dini di Indonesia, agar kelak mereka lebih siap menapaki jenjang sekolah yang lebih tinggi.


Dia pun mengenang, sejak remaja, ketika duduk di SMP, kecintaannya terhadap anak-anak sudah melekat. Saat itu, Zita sering mengajar teman-teman adiknya yang masih kecil. Dari situ, passion-nya terhadap dunia pendidikan mulai tumbuh. Ia pun memutuskan untuk lebih dalam lagi mempelajari dunia pendidikan anak. Bahkan akhirnya, ketika sudah dewasa dan bekerja, Zita rela meninggalkan kariernya di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kembali ke tanah air demi membangun lembaga pendidikan usia dini di Indonesia.
“Ada panggilan hati saya terkait dengan pengembangan dunia pendidikan anak di Indonesia. Ketika impian saya terwujud dalam Kids Republic School, saya pun ingin berbagi ilmu serta melakukan berbagai pelatihan pendidikan anak. Saya ingin kelak bisa mengunjungi dan berbagi ilmu di seluruh wilayah Indonesia. Sebab memajukan pendidikan di Indonesia seharusnya merupakan tugas kita semua, baik dari swasta dan juga pemerintah untuk bergotong royong mewujudkan Indonesia 2045 yang memiliki 75% populasi usia dini yang  bersekolah, ujar ibu dua anak tersebut di hadapan para tenaga pendidik yang hadir.


Lebih lanjut Zita mengatakan, bahwa masa keemasan anak adalah masa yang sangat krusial, sehingga membutuhkan pelajaran maksimal. Apalagi, kalau mengingat bahwa pada usia 0-6 tahun kapasitas otak anak-anak yang digunakan sudah mencapai 70-80 persen. Alhasil, pada masa tersebut, anak-anak sangat mudah menyerap informasi yang didapatkannya.
“Anak yang mendapatkan pendidikan dini akan sangat mudah mendidiknya ketika remaja. Karena itu, sangat penting bagi anak mendapatkan pendidikan usia dini di masa keemasan. Saat ini kita membutuhkan metode pengajaran dua arah atau berdiskusi dan anak harus dibebaskan untuk menyampaikan pendapat,” jelasnya.
Ia pun menyayangkan masih banyaknya anak-anak yang minim mendapatkan pendidikan layak di usia dini, yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD) dan TK, termasuk metode pendidikan yang diterapkan lebih banyak menghafal, mendikte, dan mencatat, yang sebenarnya sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang. Dalam paparannya dihadapan sekitar 200 guru TK & PAUD Lampung Selatan, Indonesia sudah saatnya memperbarui metode pendidikan anak usia dini. Tujuannya agar anak-anak mampu bersaing di masa depan. Terlebih, setiap tahun ada 1.000 lebih jenis pekerjaan baru yang perlu ditopang dengan karyawan yang mendapatkan metode pendidikan lebih kreatif.
Menurutnya salah satu metode pendidikan usia dini yang bisa diadopsi di Indonesia adalah Montessori. Metode tersebut dikembangkan berdasarkan pada teori perkembangan anak dari Dr.Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Metode Montessori menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan autodidak untuk memperkenalkan berbagai konsep.
Untuk itu ia memperkenalkan dan membagi metode pendidikan tersebut, Zita mengadakan gerakan mengajar 1.000 guru di Lampung Selatan. Gerakan tersebut bertujuan untuk berbagi ilmu metode Montessori kepada guru PAUD dan TK yang berada di wilayah lampung selatan. Ke depannya, gerakan tersebut akan ia perluas ke beberapa wilayah di seluruh indonesia demi menciptakan generasi penerus bangsa yang produktif, intelektual, dan kreatif”.
Dalam acara ini juga turut dihadiri oleh ketua MPR RI Bpk.Dr. H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M yang menyampaikan materi sosialisasi “4 Pilar Kebangsaan” terhadap guru Paud dan TK. Kedatangan Zulkifli Hasan di kampung halamannya tersebut, tidak hanya sebagai kapasitasnya untuk mendukung kegiaatan anaknya Zita Anjani semata, namun ia juga memiliki perhatian yang lebih kepada dunia pendidikan dan guru di Indonesia.
“Peran guru baik itu dari tingkatan TK, SD, SMP maupun SMA, sangatlah penting untuk mendidik dan membimbing karakter generasi muda kita kedepannya. Merupakan suatu kehormatan bagi saya hadir disini sekaligus untuk bisa mensosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan di hadapan para pahlawan tanpa tanda jasa di wilayah Lampung Selatan ini. Meski era pendidikan di jaman saya mungkin berbeda jauh dengan pendidikan modern saat ini, namun didikan para guru lah yang membuat saya bisa menjadi seperti. Peran untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia memang seharusnya tidak berada di pundak pemerintah semata. Semua elemen masyarakat bisa berpartisipasi untuk memajukan pendidikan, seperti halnya Gerakan mengajar 1000 guru ini, “ ujar Zulkifli Hasan secara antusias.
Kegiaatan ini juga disambut baik oleh Bupati Lampung Selatan DR. H. Zainudin Hasan, M.Hum, Ia pun berharap para tenaga pendidik di wilayahnya akan mendapatkan banyak manfaat dari pelatihan Kids Republic School. Selain itu ia berpesan kepada tenaga pendidik TK & PAUD di wilayahnya, agar bisa memberikan pendidikan yang terbaik, sehingga kedepannya dapat mencetak generasi muda yang memiliki karakter unggul dan berwawasan kebangsaaan yang baik.

Post a Comment