Assalamualaikum Warrahmatulahi Wabbarakatuh,,,
Selamat pagi untuk rekan-rekan guru dimanapun anda berada, semoga seha selalu,,,
Pada kesempatan kali ini kami dari gurukita45.blogspot.com akan memberikan sebuah metode belajajar dan mengajar ala massaki sato, metode ini sudah diterapkan di indonesia hanya saja belum merata. mudahan metode ini dapat diterapkan dan dikembankan diseluruh indonesia, tidak hanya dikota besar akan tetapi termasuk di daerah pelosok.
Sejak sekolah formal berdiri di Jepang tahun 1870, budaya saling belajar antar guru (lesson study) di Jepang terus tumbuh. Hingga kini metode itu terus dipakai, utamanya untuk mengembangkan kemampuan guru serta bersama-sama menangani kendala siswa dalam pembelajaran di kelas. Kemarin (10/3) sebanyak 358 kepala SDN se-Surabaya dibekali lesson study.
Pembelajaran tidak hanya dilakukan antara satu kelas dengan kelas lainnya, melainkan sampai antar sekolah di seluruh Jepang. Dengan begitu, semua guru mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing. “Guru di Jepang mampu berpikir jadi satu, baik untuk meningkatkan kemampuan guru sendiri serta siswa,” kata Fasilitator Lesson Study Adhitya Syarif.
Adhit menjelaskan, di Jatim program ini baru menyasar dua kota, yaitu Surabaya dan Malang. Sambutan dari guru di Kota Pahlawan dianggapnya cukup mengejutkan. “Mentalitas belajar guru di Surabaya cukup baik. Artinya, minat belajarnya tinggi. Ini yang tidak dapat di daerah-daerah lain,” ungkapnya.
(Baca juga: SEKOLAH SEGERA SIAP-SIAP UN BERBASIS KOMPUTER)
Menurut dia, metode ini mengajarkan budaya guru-guru di Jepang. Misalnya, guru kelas IV A belajar ke guru di sekolah lain yang mengajar kelas IV B. Dalam tahap proses belajar itu, guru dapat memperoleh ilmu satu sama lain. Termasuk bagaimana cara menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui observasi.
“Hasil saling belajar itu kemudian dapat diterapkan di sekolah masing-masing,” jelasnya. Sebenarnya, lanjut dia, program ini sudah diadopsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai tahun 2006 melalui program induksi guru pemula (PIGP).
Adhitya menambahkan , guru-guru senior di Jepang kualitasnya cukup bagus. Guru junior bisa belajar ke seniornya selama bertahun-tahun. Sementara di Indonesia belum ada jaminan guru seniornya lebih bagus. “Malah terkadang guru juniornya lebih bagus dibanding yang senior,” ungkapnya.
Vice President School as Learning Community (SLC) Study Group in Japan, Masaaki Sato mengatakan, lesson studi harus memperhatikan tiga hal. Dimulai dengan perencanaan pembelajaran secara matang, observasi dan pelaksanaan di lapangan, serta evaluasi. Sebelum masuk ke kelas terbuka, guru diharapkan mampu membuat perencanaan pembelajaran sebaik mungkin minimal seminggu sebelum diadakannya lesson study.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan mengatakan, sekitar bulan April-Juni mendatang lesson study bakal masuk ke SDN se Surabaya. Tahap pertama menunjuk satu sekolah di tiap kecamatan. Artinya bakal ada 31 sekolah sebagi model. “31 sekolah ini kemudian membawahi lima sekolah untuk pengimbasan,” jelasnya.
Dalam mengenalkan lesson study, lanjut Ikhsan, pihaknya bakal menyertakan pengawas, Kepala Sekolah, Guru, dan pengajar muda Indonesia. Pengajar muda Indonesia ini merupakan alumni program Indonesia Mengajar.
“Selama tiga tahun ini pengajar muda Indonesia sudah menjadi konsultan untuk kepala sekolah di Surabaya,” tandasnya.
Sumber: http://www.beritametro.co.id/
Post a Comment